Akhir-akhir ini dunia dikejutkan dengan tren terbaru dalam dunia seni. Jenis aset digital yang sedang naik popularitasnya yaitu NFT (Non- Fungible Token).
Meski sudah muncul sejak tahun 2017, NFT baru-baru ini menjadi topik hangat dan menjadi investasi yang lebih panas. Bahkan, di kuartal pertama 2021 total penjualan NFT mencapai $2 miliar, menurut laporan triwulanan nonfungible.com. Jumlah ini meningkat sebanyak 131 kali dari nilai penjualan pada kuartal pertama tahun 2020.
Kegilaan ini telah menarik perhatian berbagai pihak, mulai dari musisi, seniman, rumah lelang Christie’s, hingga Michael Jordan. Siapa sangka seseorang bisa menjual Nyan Cat Gif sebesar $590.000? Jack Dorsey, pendiri Twitter, bahkan ‘mencetak’ tweet pertamanya dalam bentuk NFT dan dijual seharga $2,5 juta. Zoë Roth, wanita dalam meme Disaster Girl, menjual foto aslinya sebagai NFT seharga $500.000. Brand kenamaan Gucci pada 25 Mei juga melelang sebuah NFT yang terinspirasi dari koleksi terbarunya berjudul Aria, yang penawaran akhirnya ditetapkan sebesar $25.000.
Jadi apa sebenarnya NFT? Bagaimana cara mereka bekerja? Mengapa NFT tiba-tiba booming? Melihat “hype” yang semakin intensif, apakah ada sesuatu tentang NFT yang dapat berguna untuk strategi pemasaran brand dalam jangka panjang?
Agar tahu jawabannya, yuk ikutan SAC Artpression Webinar “The Rise of NFTs, What Should We Do?” bareng Pam (@rachgaix), Gilang Ndaru (@gilangndaru), dan Aditya Saputra (@bujubunengalabuset). Buruan daftar di:
👉🏻bit.ly/TheRiseofNFT atau di bio @sacindonesia
Untuk info lebih lanjut:
Laras (0812-1035-4921)
#SACIndonesia #SACArtpressionWebinar #nftindonesia #nftcommunity #infowebinar #webinaronline